Pembahasan Ujian Nasional SMP
Ujian Nasional (UN) bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan pada
mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Salah satu kegunaan hasil UN adalah pembinaan kepada satuan pendidikan untuk
peningkatan mutu pendidikan.
Setiap tahun Pusat Penilaian Pendidikan mempublikasikan hasil UN dalam bentuk
aplikasi analisis hasil UN yang didistribusikan ke dinas pendidikan. Beberapa tahun terakhir,
hasil UN juga dapat diakses melalui laman https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/.
Hasil UN tersebut telah dimanfaatkan antara lain oleh Ditjen Dikdasmen untuk memberikan
bimbingan kepada sekolah-sekolah dengan capaian UN yang belum optimal. Selain itu,
sebagian dinas pendidikan dan sekolah juga telah memanfaatkan hasil UN untuk pembinaan
guru.
Ringkasan Eksekutif ini merupakan upaya untuk melengkapi publikasi hasil UN yang
telah ada. Ringkasan ini tidak melaporkan semua kompetensi yang diujikan, namun
mengangkat beberapa topik atau kompetensi yang dikuasai dan yang belum dikuasai siswa
beserta rekomendasi pembelajaran. Dalam Ringkasan ini terdapat contoh soal beserta
pembahasan soal.
Dengan mengetahui perbaikan yang harus dilakukan oleh guru maupun sekolah,
diharapkan kompetensi yang sudah dikuasai sebagian besar siswa akan dikuasai oleh seluruh
siswa; sedangkan untuk kompetensi yang belum dikuasai sebagian besar siswa akan dapat
ditingkatkan penguasaannya melalui perbaikan pembelajaran. Pada akhirnya
mutu lulusan yang berikutnya dapat lebih meningkat.
Baca juga : Panduan Penyusunan Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional Tahun 2018
Pembahasan Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP/MTs
Lingkup materi pada Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia SMP meliputi:
- Membaca teks nonsastra.
- Membaca teks sastra.
- Menulis terbatas.
- Menyunting kata, kalimat, paragraf.
- Menyunting ejaan dan tanda baca.
Guru menguji materi ini melalui tiga level kognitif, yaitu pengetahuan dan pemahaman, aplikasi, serta penalaran. Berdasarkan analisis soal UN SMP, siswa umumnya dapat mengerjakan soal yang mengukur pemahaman terhadap teks tunggal. Namun, sebagian siswa mengalami kesulitan memahami teks panjang yang membutuhkan penalaran, seperti membandingkan isi atau bahasa dari dua teks.
Siswa dapat menyusun paragraf padu dari beberapa kalimat, tetapi mereka sering kesulitan menyusun ringkasan dari beberapa paragraf karena tugas tersebut menuntut kemampuan berpikir lebih tinggi. Kompetensi siswa dalam menyunting juga perlu meningkat. Sebagian besar siswa belum sepenuhnya menguasai kaidah tata bahasa, seperti tanda baca dan kalimat efektif, atau memilih kata yang sesuai dengan konteks.
Guru harus terus mendorong siswa membaca berbagai jenis bacaan, termasuk cerpen, novel, puisi, biografi, dan teks lainnya. Membiasakan siswa membaca akan meningkatkan kepekaan bahasa mereka. Selain itu, guru perlu menugaskan siswa menyusun ringkasan atau resensi dari karya yang mereka baca untuk melatih kemampuan menulis dan berpikir kritis.
Guru juga perlu meningkatkan pembelajaran kebahasaan. Mereka dapat memberikan tugas menganalisis kalimat tidak efektif, memperbaiki diksi yang salah, atau mencari kesalahan tanda baca dalam teks sehari-hari. Langkah ini akan membantu siswa memahami kaidah kebahasaan secara mendalam, bukan sekadar menghafalnya.
Pembahasan Ujian Nasional Bahasa Inggris SMP/MTs
Pada Ujian Nasional (UN) Bahasa Inggris SMP, soal mencakup fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dalam teks fungsional pendek (seperti announcement, notice, label), serta teks descriptive, recount, narrative, procedure, dan report. Guru menguji keterampilan membaca melalui level kognitif pengetahuan dan pemahaman, aplikasi, serta penalaran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat menemukan gagasan utama paragraf atau informasi tersurat pada teks. Mereka berhasil karena gagasan utama biasanya terletak pada awal paragraf, dan informasi tersurat ada dalam teks. Namun, banyak siswa kesulitan mengidentifikasi topik atau tujuan teks karena mereka belum mampu memahami keterkaitan gagasan antarparagraf atau makna kata sesuai konteks.
Guru harus memfasilitasi pembelajaran Bahasa Inggris secara menyeluruh, mencakup keterampilan listening, reading, speaking, dan writing. Mereka dapat mengembangkan kompetensi siswa melalui pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning), atau pendekatan berbasis genre (Genre-Based Approach).
Sebagai contoh, dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat membuat laporan atau presentasi dalam Bahasa Inggris. Guru juga dapat memberikan tugas yang meminta siswa menganalisis struktur teks, fungsi sosial, dan kebahasaan teks. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, tetapi juga membangun keterampilan berpikir kritis.
Pembahasan Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Ujian Nasional Matematika SMP/MTs mencakup topik Bilangan, Aljabar, Geometri
dan Pengukuran, dan Statistika dan Peluang. Level kognitif yang mencakup pengetahuan dan pemahaman, aplikasi, dan penalaran.
Berdasarkan kajian hasil UN SMP/MTs Matematika 2018, bahwa siswa pada umumnya dapat mengerjakan soal-soal yang memang dapat selesai dengan
rumus, strategi, atau prosedur yang sudah ada sebelumnya. Sebaliknya, banyak siswa
tidak berhasil mengerjakan soal yang memerlukan strategi baru.
Untuk mengerjakan soal yang sudah sering ada, seperti jenis soal No. 1, banyak
siswa dapat menyelesaikannya. Namun, untuk soal yang memerlukan strategi dan kreativitas,
seperti soal no 4, hanya sebagian kecil siswa yang berhasil menyelesaikannya. Strategi kreatif
seperti membuat garis bantu merupakan kecakapan mendasar, yang mutlak ada dalam
Geometri.
Masih berkaitan dengan modifikasi strategi, siswa juga mengalami kesulitan
mengerjakan jenis soal seperti No. 2, karena siswa tidak hanya untuk memahami soal
tetapi juga dapat memodifikasi pengetahuan sebelumnya (tentang deret) untuk penyelesaian
jenis soal baru.
Siswa juga mengalami kesulitan pada jenis soal No 3, yang menuntut siswa untuk
mengubah informasi dalam kalimat menjadi sketsa geometri. Dalam hal ini terlihat
kemampuan siswa dalam memahami keadaan geometri masih kurang, meskipun soal tersebut
tidak memerlukan perhitungan yang rumit.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut ada sejumlah masukan dalam pembelajaran matematika di kelas.
Pertama
Guru mendorong siswa untuk mencoba berbagai strategi dalam menghadapi permasalahan matematika. Guru dapat
mencoba untuk selalu meminta siswa mencari cara alternatif dalam menyelesaikan masalah.
Guru dapat selalu mendorong hal tersebut dengan meminta siswa mencoba cara lain, seperti:
“Coba cari cara lain untuk menyelesaikannya.” Dalam pembahasan di kelas, guru juga dapat
mendemonstrasikan soal yang siswa dapat mengerjakan dengan berbagai cara. Ini tentunya juga
memberikan suasana keberagaman dalam pembelajaran matematika.
Kedua
guru perlu meyakinkan bahwa siswa memahami kalimat matematika yang kerap
menggunakan kata-kata teknis, seperti “kelipatan” yang tentunya berbeda makna dengan
bahasa sehari-hari. Untuk itu, guru perlu mendiskusikan makna kalimat secara baik, sebelum
mengerjakannya. Ini terkait dengan literasi membaca yang memang menjadi masalah utama.
Ketiga
guru perlu mendorong siswa untuk mencoba masalah-masalah baru yang strategi
penyelesainnya memerlukan modifikasi terhadap strategi yang ada sebelumnya.
Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam penyelesaian masalah dan
meningkatkan pemahaman konsep matematikanya, tetapi juga akan meningkatkan sikap
berani mencoba, mengambil risiko, dan percaya diri.
Sumber : Kemdikbud
[…] Baca juga : Pembahasan Ujian Nasional SMP 2018 […]