tradisi makan masyarakat tradisional di jawa tengah

Makanan adalah merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan oleh setiap manusia, karena di dalam makanan terdapat kalori yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan mental seseorang agar kelangsungan hidupnya dapat dipertahankan. Namun demikian kebutuhan akan makanan untuk kebutuhan sehari-hari tiaptiap orang tidak sama, karena hal itu ditentukan oleh kondisi alam dan keadaan suatu daerah tempat tinggalnya. Misalnya ada suatu daerah yang kondisi tanah dan iklirnnya memungkinkan hanya dapat ditanami jagung dan ketela (palawija) dan tidak memungkinkan untuk ditanami padi, sehingga mengakibatkan masyarakat di daerah tersebut menjadikan jagung dan ketela (palawija) sebagai makanan pokok. Bahkan kadangkala ban yak dari anggota masyarakat di daerah itu menganggap belum makan apabila belum mengkonsumsi makanan pokoknya berupa jagung atau
ketela.

Makanan sesuai dengan jenis dan fungsinya di golongkan menjadi 4 bagian yaitu :
A. Makanan pokok

B. Lauk-Pauk

C. Makanan Selingan

D. Makanan Jajanan

A. MAKANAN POKOK

Makanan pokok adalah jenis makanan yang merupakan bahan pokok untuk makanan utama yang mengandung karbohidrat, karena karbohidrat bersifat mengenyangkan dan berfungsi untuk menguatkan
atau menambah tenaga. Makanan pokok itu adalah makanan dari bahan padi (beras, makanan dari bahan ketela, makanan dari bahan jagung.

  1. Makanan yang terbuat dari bahan padil beras (orysatum) Makanan pokok yang berasal dari bahan beras dikenal oleh masyarakat dengan sebutan nasi. Pengertian nasi adalah beras yang dimasak dengan cara ditanak atau dikukus. Cara memasak nasi tersebut adalah, dimulai dengan padi yang
    sudah dituai kemudian dijemur sampai kering lalu ditumbuk untuk dijadikan beras, baik dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan “lesung” dan “lumpang” atau dengan alat penggiling beras yang oleh kalangan masyarakat Jawa Tengah dikenal dengan nama “selepan”.
    Setelah menjadi beras, pertama-tama beras dicuci, kemudian dimasukkan ke dalam panci yang telah berisi air mendidih lalu direbus sambil sesekali diaduk sampai habis aimya. Dalam bahasa Jawa pekerjaan memasak nasi di atas disebut “ngaru” , proses pematangan selanjutnya tergantung dari keinginan masing-masing orang akan dimasak dengan cara bagaimana, karena dikalangan masyarakat Jawa umurnnya mengenal bermacam-macam bentuk nasi sesuai dengan cara masaknya, yaitu : nasi liwet, nasi kukus, nasi tim dan nasi bubur.
  2. Makanan pokok dari bahan ketela
    Ketela pohon termasuk makanan golongan umbi-umbian yang digolongkan sebagai tanaman palawija. Di daerah Jawa Tengah ketela pohon dikenal dengan nama “singkong, bodin, keleman, pohong” dan sebagainya. Sebagai makanan pokok, ketela pohon masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan daerah Jawa Tengah yang tanah pertaniannya banyak menghasilkan umbi-umbian dibandingkan dengan padi, misalnya daerah Wonogiri. Cara memasak ketela pohon untuk dijadikan makanan pokok, yaitu dengan cara ketela pohon yang sudah tua dikupas dan dicuci bersih, kemudian direndam di dalam air selama kurang lebih 2 sampai 3 hari. Setelah itu diangkat lalu ditiriskan dan dijemur hingga kering yang kemudian dikenal dengan nama “gaplek”. Hasil olahan “gaplek” yang dijadikan makanan pokok disebut “tiwul” . Jagung mernpakan tanaman tanah kering yang umur tanarnnya kira-kira 3 bulan. Apabila jagung akan dipergunakan sebagai makanan pokok makajagung akan dipetik setelah tua benar atau kering di pohon. Caranya pertama jagung dipetik dan dikupas kulitnya lalu dijemur samai kering kemudian di “pipil”, yaitu biji jagung dipisahkan dari “janggel”nya dan dijemur lagi sampai kering betul barn kemudian disimpan dalam karung goni. Pada sebagian masyarakat di pedesaan cara mengawetkan jagung yang akan dijadikan makanan pokok, adalah dengan cara mengikatjagung yang sudah dipetik bersama dengan kulitnya, kemudian digantungkan pada rangka atap di atas tungku atau “pawon” yaitu dapur tradisional yang terbuat dari batu-batu merah dan semen, untuk memasak setiap hari. Hal ini dimaksudkan supaya jagung lebih awet dan tahan lama, karena dengan adanya pengasapan tadi, maka hama lama pemakan jagung tidak akan menyerang. Langkah selanjutnya sama dengan jagung yang dikeringkan dengan panas sinar matahari yaitu dikupas, dipipil dan disimpan. Untuk memasak jagung menjadi beras jagung proses pembuatannya dengan cara jagung pipilan direndam dalam air kirakira 15 atau 30 menit, lalu ditiriskan barn kemudian ditumbuk di dalam “lumpang”, setelah selesai ditumbuk lalu ditepisi dari kulit luar dan lembaganya yang menjadi beras jagung dan harus ditumbuk berulang kali lagi untuk mendapatkan beras jagung yang siap untuk dimasak. Hasil olahan beras jagung adalah menjadi nasi jagung dan bubur jagung. Di Jawa Tengah masih terdapat daerah yang mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokoknya, khususnya daerah-daerah sekitar lereng gunung merapi dan .merbabu yang memang keadaan tanahnya tidak memungkinkan untuk ditanami padi. seperti di daerah Mangli Kecamatan Muntilan. Bahkan menurut informan masyarakat desa Mangli dapat memasak nasi jagung yang bisa awet lebih dari 3 hari. Di daerah Magelang, Demak, Cilacap makanan pokok yang dikonsumsi masyarakatnya, adalah yang berasal dari bahan padi/beras. Karena lahan pertanian yang diusahakan oleh masyarakat adalah bercocok tanam padi. Kondisi ini didukung oleh tanah dan iklirnnya sangat cocok serta memungkinkan. Namun demikian para petani di daerah itu juga mengusahakan jenis tanaman lain, seperti jagung ketela pohon, ketela rambat, kedelai, kacang tanah, serta tanaman hortikultura. Hasil pertanian itu hanya diolah untuk melengkapi keberadaan beras sebagai makanan pokok, dalam arti dikonsumsi sebagai lauk pauk dan makanan selingan termasuk di dalamnya makanan tradisional dan makanan khas. Beras yang dikonsumsi sebagai makanan pokok oleh masyarakat Jawa Tengah umumnyadan masyarakat daerah Magelang, Demak, Cilacap khususnya mereka lakukan tiga kali makan nasi yakni makan pagi, makan siang dan makan malam. Menurut informan menu untuk makanan pagi atau menu untuk sarapan makan pagi dibedakan antara orang dewasaltua dengan anak -anak. Kalau orang dewasa biasa makan nasi goreng dengan telur ceplok atau telur mata sapi dan kerupuk. Atau kalau tidak sarapan dengan pisang goreng atau dengan ketan kintan, yaitu ketan yang diberi gula merah dan talc lupa dilengkapi dengan minum kopi atau teh sedangkan untuk anak -anak sarapan paginya dengan nasi bubur dan sayur (tahu, telur yang dimasak dengan santan dan diberi wama kuning) lebih dikenal dengan sebutan bubur sayur . Waktu penyajian untuk menu makan pagi atau sarapan ini biasanya dilakukan pada pukul 06.00- 06.30 dan pukul 08 .00. Sedangkan menu makan siang disajikan pukul 12.30 – 13.30 biasanya berupa nasi putih.dengan sayur lodeh, sayur asam (terong, kacang panjang dan daun mlinjo), buntil, ayam, tahu atau tempe yang digoreng, dibacem kadang dibumbu rujak, ikan asin. Bagi masyarakat daerah Magelang, Cilacap, Demak, Iauk pauk yang berupa sayur lodeh adalah sayur yang dominan diolah, disajikan. Namun ada satu keunikan di daerah yang terletak di lereng gunung, Lauk pauk yang masih dimakan sampai sekarang terdiri dari urap daun kentang, ikan asjn samba) terasi. Makanan ini merupakan ciri khas dari penduduk daerah pegunungan. Jenis-jenis lauk pauk yang dikonsumsi tiap-tiap hari diselangseling sesuai dengan keinginan dan kemampuan masing-masing keluarga. Selain sayur lodeh yang dominan dimasak oleh masyarakat daerah Magelang, Demak, Cilacap, ada satu jenis masakan yang merupakan masakan peninggalan pada masa penjajahan Belanda di Indonesia bemama snerek . Pada saat itu orang-orang Belanda banyak bermukim disekitar Magelang dan Salatiga, karena daerah itu dianggap sebagai daerah yang sejuk dan nyaman. Sehingga banyak dari mereka senang bertempat tinggal di sana baik untuk sekedar rekreasi maupun menetap. Masakan yang bemama “Snerek” itu, adalah masakan yang terdiri dari bayam atau sayuran lain seperti kol, dengan kacang merah, daging ayam, daging sapi yang diberi kuah menyerupai kuah sop. Sayuran yang lebih dominan atau sering dipakai adalah sayur ~ayam. Masakan ini cukup dikenal oleh masyarakat luas karena dari juru-juru masak atau koki-koki orang Belanda hingga Indonesia merdeka masih hidup. Sehingga mereka sering meniru masakan orang Belanda tersebut. Kalau ditinjau dari segi gizi, “snerek” ini sangat mengandung gizi tinggi. Di daerah Magelang penjual “snerek” yang dikenal adalah mbok Tumpuk. Makanan untuk makan malam biasanya disajikan pada pukul 18.30- 19 .00. Menu yang dihidangkan sama dengan menu untuk makan siang hanya saja ada kebiasaan dihangati atau dipanasi. Sebelum makan malam kira-kira pukul 16.30 – 17 .00, pada sore hari, biasanya disajikan teh “cong” dengan “keleman” (singkong) goreng atau rebus terutama untuk orang-orang tua jagung dan ketela pohon tidak dikonsumsi untuk makanan pokok, tetapi lebih ditekankan untuk diolah menjadi makanan sambilan dan makanan jajanan yang oleh sebagian masyarakat diusahakan sebagai mata pencaharian

baca juga : 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

B. LAUK- PAUK.

Lauk-pauk merupakan makanan hasil proses pengolahan dari suatu bahan makanan, yang umumnya diperoleh dari hasil pertanian, perkebunan, petemakan, perikanan yang dimasak secara kompleks,
yaitu memasak dari beberapa unsur bahan secara bersama-sama. Laukpauk oleh masyarakat tersebut dianggap merupakan kelengkapan makan makanan pokok. Lauk-pauk ini dibagi tiga bagian, yakni lauk-pauk nabati, hewani, dan buah-buahan.

  1. Lauk Pauk Nabati : Biasanya lauk-pauk ini diolah dalam bentuk bermacam-macam sayur yang disajikan sebagai pelengkap hidangan baik makan pagi, siang, maupun malam hari, misalnya : Lodeh kacang panjang, Sayur gurih labu (bobor labu), Oseng-oseng pare atau oseng-oseng pepaya muda, gudheg, Bothok daun singkong, pecel, pergedel, Bakwan, SOP, Sayur bening
  2. Lauk Pauk Hewani : Lauk-pauk yang biasanya diolah dari hasil usaha peternakan dan perikanan. Ada yang diolah sendiri atau dapat dibeli dipasar, misalnya Ayam Goreng, Semur Daging, Opor ayam atau opor endhog atau telur ayam, pindang ikan
  3. Buah-buahan : Buah-buahan yang berasiil dari hasil tanaman perkebunan baik ·yang diusahakan secara kecil-kecilan atau dalam lahan yang luas misalnya : alpukat, belimbing, mangga, durian, jeruk, pepaya, nangka, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak, tomat, srikaya. Hasil buah-buahan itu ada yang dikonsumsi sendiri atau dijual ke pasar.

Tradisi-dan-kebiasaan-makan-pada-masyarakat-tradisional-di-jawa-tengah_compressed

Sumber : Kemdikbud

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *