Pada Pendidikan Anak Usia Dini
Panduan Penerapan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat – Kebiasaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap aktivitas yang dilakukan berulang kali tidak hanya membentuk pola hidup, tetapi juga mencerminkan nilai, karakter, dan identitas seseorang. Kebiasaan baik melahirkan karakter yang positif, sementara kebiasaan buruk dapat membawa dampak sebaliknya.
Seperti pepatah mengatakan, Bisa karena terbiasa. Inilah alasan mengapa kebiasaan memegang peran penting dalam membentuk jati diri seseorang
Dalam ajaran agama dan kepercayaan, kebiasaan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan. Setiap ajaran menekankan pentingnya menjalankan ibadah secara konsisten sebagai bentuk hubungan dengan Tuhan, sekaligus menanamkan nilai-nilai moral dalam berinteraksi dengan sesama dan makhluk lainnya. Dengan kata lain, kebiasaan yang berlandaskan nilai-nilai agama dan kepercayaan bukan sekadar rutinitas, tetapi juga panduan hidup yang didasarkan
pada keyakinan.
Dari perspektif sosiologi, kebiasaan seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, seperti yang dijelaskan oleh Pierre Bourdieu dalam konsep Habitus. Kebiasaan terbentuk melalui norma, etika, dan nilai-nilai yang berlaku di komunitas tertentu. Seiring waktu, kebiasaan ini menyebar dan menjadi bagian dari pola interaksi sosial. Dengan demikian, kebiasaan tidak hanya sekadar sesuatu yang dilakukan berulang kali, tetapi juga merupakan hasil dari pembelajaran sosial yang membentuk cara berpikir dan bertindak seseorang.
Baca Juga : 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Sementara itu, dalam perspektif psikologi, kebiasaan terbentuk dari pola yang berulang di dalam otak. Charles Duhigg dalam bukunya The Power of Habit menjelaskan konsep lingkaran kebiasaan (habit loop), yang terdiri dari tiga elemen utama: cue (pemicu), routine (rutinitas), dan reward (hadiah). Dengan memahami pola ini, kebiasaan yang tidak diinginkan bisa diubah dengan mengganti rutinitasnya, tanpa harus mengubah pemicu dan hadiahnya.
Dengan cara ini, kebiasaan baru dapat terbentuk secara lebih efektif.
Misalnya, seseorang yang terbiasa makan camilan manis saat stres (pemicu) bisa menggantinya dengan peregangan ringan (rutinitas baru). Hadiahnya tetap sama, yaitu rasa rileks, sehingga kebiasaan baru yang lebih positif lebih mudah terbentuk.
James Clear dalam bukunya Atomic Habits menambahkan bahwa kebiasaan dibangun melalui perubahan kecil yang dilakukan secara konsisten.
Baca Juga : Panduan MPLS PAUD
Dalam buku ini dikenalkan konsep 1% rule, yaitu peningkatan kecil setiap hari yang, jika dilakukan terus-menerus, dapat membawa perubahan besar dalam jangka panjang
Dari sisi neuroscience, kebiasaan berkaitan erat dengan ganglia basalis, bagian otak yang mengatur pola perilaku otomatis. Semakin sering suatu tindakan dilakukan, semakin kuat jalur saraf yang mendukung kebiasaan itu, sehingga kebiasaan menjadi lebih melekat dan sulit dihilangkan.
Berdasarkan perspektif agama, sosiologi, dan psikologi (neuroscience),
dapat disimpulkan bahwa kebiasaan adalah elemen kunci dalam membangun karakter dan mencapai kesuksesan.Sejalan dengan pemahaman ini,
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah meluncurkan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat pada 27 Desember 2024 sebagai langkah strategis menuju generasi emas Indonesia 2045.
Gerakan ini bertujuan membentuk anak-anak Indonesia dengan
karakter yang tangguh dan berdaya saing. Tujuh kebiasaan yang
diperkenalkan meliputi :
- Bangun Pagi: Menanamkan kedisiplinan dan kesiapan menghadapi hari.
- Beribadah: Membentuk pribadi yang memiliki nilai spiritual kuat.
- Berolahraga: Mendorong kebugaran fisik dan kesehatan mental.
- Makan Sehat dan Bergizi: Menunjang pertumbuhan dan kecerdasan.
- Gemar Belajar: Menumbuhkan rasa ingin tahu dan kreativitas.
- Bermasyarakat: Mengajarkan kepedulian dan tanggung jawab sosial.
- Tidur Cepat: Memastikan kualitas istirahat yang baik
Panduan Penerapan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat