ICT for education

Agung Wicaksono, S.Pd, M.Pd

ICT for educationInformation and communication technologies atau dalam bahasa indonesia disebut teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah merupakan sebuah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia akan informasi didasari oleh insting mereka untuk memenuhi Human Desires and Value. Hasrat yang dimiliki oleh manusia tersebut mengangkat informasi menjadi sesuatu yang memiliki nilai komoditas tinggi. Informasi menjadi sesuatu yang berharga tinggi. Ketika seorang pialang saham mempunyai informasi tentang besok nilai tukar rupiah akan jatuh dengan drastis, betapa berguna sekali informasi tersebut.sekarang pikirkan ketika dia tidak mendapatkan informasi tersebut? Ketika seorang pelajar mengetahui akan ada ulangan mendadak besok pagi disekolah. Informasi ini sangat berguna baginya karena dia bisa menyiapkan diri untuk belajar lebih giat lagi dalam rangka memperoleh nilai terbaik.

Internet merupakan bagian dari ICT. Sekarang ini siapa sih orang perkotaan yang tidak kenal internet? menurut internetworldstats.com ada sekitar 1 milyar pengguna internet didunia ini. Indonesia sendiri   pada tahun 1995 ada sekitar 10.000 pengguna yang tersambung keinternet, pada tahun 1997 mengalami kenaikan menjadi 100.000 pengguna . Pada tahun 2001 menurut data dari APJII (asosiasi yang mengurusi jasa internet di indonesia) indonesia diperkirakan terdapat pengguna internet sebanayak 2,4 juta orang yang terdiri dari 550 ribu pengguna perumahan, 26 ribu pengguna perusahaan, 2000 sekolah dengan rata-rata 500 pengguna/siswa persekolah, 500 perguruan tinggi dengan rata-rata 1000 pengguna/mahasiswa perkampus dan 2500 warnet dengan rata-rata 100 orang pelanggan pewarnet. Untuk tahun-tahun sekarang ini indonesia memduduki urutan ke 14 dengan pemakai internet sebanyak 20 juta pengguna.

IT for education

TIK telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Ketika TIK di ikutsertakan dalam proses pembelajaran maka akan terjadi pergeseran proses pembelajaran. Dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas yang sempit bisa belajar dimana dan kapan saja (e-learning) Dari kertas ke online atau saluran, dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dari waktu siklus ke waktu nyata. Itu semua terjadi karena internet yang merupakan bagian dari TIK mempunyai kekuatan dan sifat yang cukup mendasar untuk merubah pola pembelajaran . Internet dapat merubah pola pencarian informasi. Kita sering mendengar orang disekitar kita bilang “tanya aja ke paman GOOGLE”. Ini menandakan telah terjadi perubahan proses pencarian informasi. Internet juga mengubah kultur sosial. Meningkatnya pengguna jejaring sosial cukup mencengangkan di indonesia. Kalo anak remaja belum punya facebook pasti disebut ga gaul ma teman-temannnya. Saking ramainya sampai-sampai ada yang memberikan label haram jika facebook digunakan berlebihan. Diawali dengan hadirnya friendster lalu facebook, situs jejaring sosial telah mengambil waktu lebih para pengguna internet. Situs ini telah merubah kebiasaan bertatap muka menjadi cukup di internet saja. Internet merupkan sebuah media yang cukup murah dan efektif, internet merupakan tempatnya sharing informasi. Untuk saat-saat kampanye seperti sekarang internet  mengambil fungsinya untuk people influencing.

Proses pembelajaran dimasa depan diprediksi pasti akan banyak menggunakan TIK dalam proses pembelajarannya. Sarana dan prasarana seperti Telepon, komputer , internet, e-mail, web dsb akan menjadi media komunikasi pendidikan. Sarana dan prasarana tersebut akan menjadi tools yang wajib ada di sebuah tingkatan satuan pendidikan. Dengan tersentuhnya dunia pendidikan oleh TIK maka akan terjadi perkembangan dalam hal interaksi antara guru dan siswa.  Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka. Ketika guru akan memberikan layanan mereka tidak harus berhdapan langsung dengan siswa. Siswa pun akan mengalami perubahan dalam hal proses belajar. Pencarian informasi yang dahulu masih bersumber pada guru kini berubah menjadi lebih luas dengan adanya internet. “menculik” kata-kata dariRobin Paul Ajjelo, the Mind Starts at School “ … ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini, yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer dimana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas .. “ perkembangan seperti yang telah diungkapkan diatas akan merujuk kepada sebuah proses pembelajaran yaitu pembelajaran maya (cyber teaching) atau juga E-learning.

Baca juga : Metode Pembelajaran Inovatif

Bagaimana dengan indonesia apakah sudah siap untuk menuju ke arah sana? Berbagai masalah masih menghadang kita untuk menuju keproses tersebut. Dari masalah laboratorium komputer yang tidak dipunyai, komputer yang masih “jadul”, jumlah komputer yang kurang memadai dan tidak seimbang dengan jumlah siswa, koneksi internet yang belum ada, dan yang terakhir adalah belum meresapnya budaya pemakaian teknologi kepada guru-guru terutama guru yang sudah cukup umur. Apresiasi perlu diberikan kepada pemerintah yang sudah berusaha keras untuk memajukan dunia ICT di lingkungan sekolah dengan berbagai program seperti Internet masuk sekolah dan  Masuknya teknologi informasi dan komunikasi menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Peran Dana BOS juga sangat berperan di masalah ini . Kolaborasi antara guru muda dan guru yang sudah cukup umur dapat mengurangi kesenjangan pemakaian teknologi informasi dan komunikasi. Berawal dari facebookan antar guru dan siswa, dilanjutkan dengan saling chating, dan ngeblog. Diharapkan guru dapat perlahan-lahan untuk mengenal dunia internet.yang akan menjadi sarana pembelajaran dimasa datang. -ICT for education

Sumber :

Wahono, R S .2009, “Internet for Educating and Inspiring People “ , Seminar Dinamik4 Pendidikan Ilmu Komputer UPI

Wahyudin, A .2009,  “Potret TIK untu pendidikan”. Seminar Dinamk4 Pendidikan Ilmu komputer UPI.

2 thoughts on “ICT for education”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *