Sejarah perkembangan pendidikan di Belanda sudah berjalan cukup panjang. Sejak awal tahun 1800 M, Belanda sudah mempunyai sistem pendidikan yang baik dan berkembang terus. Undang-Undang
(UU) pendidikan yang diberlakukan tahun 1806 merupakan tonggak dimulainya sekolah dasar di seluruh kota. Demikian pula dengan penentuan kurikulum wajib yang terdiri dari beberapa mata pelajaran
seperti Bahasa Belanda, membaca, menulis, dan aritmatika. Adapun sejarah, geografi, dan bahasa modern merupakan mata pelajaran tidak wajib. Pada pertengahan abad ke sembilan belas, ditetapkan UU tentang
Pendidikan Sekolah Dasar (Lower Education Law) yang juga berimplikasi pada perubahan isi kurikulum. Pada tahun 1901, wajib belajar bagi anak usia 6 – 12 tahun mulai diperkenalkan. Pendidikan Sekolah Menengah (Secondary Education) mulai diperkenalkan pada tahun 1863, baik yang berupa pendidikan umum (Hogere Burgerschool), maupun politeknik. Dalam beberapa hal, terdapat suatu perbedaan yang prinsip antara pendidikan menengah dengan gymnasium dan universitas. Pada umumnya ijazah pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah sekolah di Belanda sangat dihargai di dunia internasional.
Tentu saja hal tersebut sangat menguntungkan bagi para pelajar internasional yang bersekolah di Belanda. Seluruh kebijakan terkait pendidikan dikoordinasikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan (Onderwijs, Cultuur en Wetenschap) bekerjasama dengan pemerintah di tingkat kota (gemeente). Saat ini, UU Pemerintah Belanda mewajibkan setiap anak yang berusia antara 4 – 18 tahun yang bertempat tinggal di Belanda, dengan status kewarganegaraan manapun, untuk menempuh pendidikan. Adapun sekolah-sekolah yang tersedia untuk dapat melaksanakan pendidikan meliputi sekolah-sekolah negeri (pemerintah) dan sekolah swasta, baik yang berbasis agama-agama tertentu, maupun yang murni dikelola oleh swasta. Selepas dari pendidikan dasar, para siswa melanjutkan ke pendidikan menengah dan kemudian ke pendidikan tinggi (higher education). Secara diagram, sistem pendidikan di Belanda ditunjukkan melalui Gambar 1.1.

Wajib belajar yang diterapkan di Belanda adalah mulai usia 4 hingga 18 tahun, yaitu mulai dari program pra-sekolah (usia anak 2-5 tahun), Sekolah Dasar (usia anak 5-12 tahun) hingga Sekolah Menengah (usia
anak 12-16 tahun untuk VMBO; 12-17 tahun untuk HAVO; dan 12- 18 tahun untuk VWO). Sebagian besar
pendanaan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah umum (pemerintah) ditanggung oleh pemerintah. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, siswa menempuh tes CITO, yaitu semacam Ujian Nasional, yang diselenggarakan oleh lembaga independen, dengan substansi test yang merupakan gabungan antara penilaian atas proses dan hasil. Hasil tes CITO lebih berupa arahan atau
saran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah. VMBO merupakan pre-vocational secondary education, terdiri dari pendidikan umum, berfokus pada pendidikan kejuruan. VWO merupakan pendidikan pra-universitas dengan tingkatan yang paling tinggi, yang bertujuan menyiapkan siswa untuk menempuh pendidikan akademik di jenjang universitas. Adapun lulusan dari HAVO memiliki akses untuk melanjutkan ke jenjang HBO atau pendidikan tinggi.
Sistem penjurusan sekolah menengah tersebut terkait dengan adanya pembagian jurusan di tingkat pendidikan tinggi (bachelor) yang sudah jelas, antara pendidikan di Research University, yang lebih menekankan kepada kepentingan riset, dengan di University of Applied Science, yang lebih difokuskan kepada ilmu-ilmu terapan. Dengan demikian, jenjang Sekolah Menengah sudah merupakan tahap persiapan yang lebih jelas untuk menuju ke tingkat pendidikan tinggi (MBO, HBO, dan WO).
Lulusan dari MBO pun dimungkinkan untuk melanjutkan ke program HBO, yang kelak juga dapat melanjutkan hingga jenjang master. Adapun jalur WO (research university), merupakan satu-satunya jalur yang memungkinkan kelanjutan studi hingga tingkat master dan doktoral. Penjaminan mutu pendidikan di tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah dilakukan oleh Inspektorat Sekolah. Karena terdapat
hubungan antara mutu sekolah dengan pretasi akademik siswa, maka hasil test atau evaluasi oleh CITO juga merupakan masukan untuk penjaminan mutu sekolah. Pada tingkat Pendidikan Tinggi, guna
menjaga mutu pendidikan, terdapat badan khusus yang menangani hal ini. Di dalam perkembangannya, sejumlah perguruan tinggi juga melakukan akreditasi bagi masing-masing program studinya sesuai
dengan karakteristik dan tuntutan program studi tersebut. Beberapa organisasi akreditasi yang digunakan di Belanda adalah sebagai berikut: NVAO, AACSB, KNAW, AMBA, EQUIS, dan sejenisnya.
Oleh: Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, M.U.P.M.Sc., Ph.D. Atase Pendidikan di Den Haag
Sumber Buku : Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah di 16 Negara Diterbitkan oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014