Relatif – Panggung 1: Di sebuah dusun nelayan yang terletak di pinggir pantai, angin laut berhembus kencang, membawa bau khas yang kuat dari air laut. Di sana, seorang paman bertanya tentang kabar keponakannya yang telah lama meninggalkan kampung untuk merantau ke kota. Sang ibu dengan bangga menceritakan kisah sukses anaknya yang kini telah hidup lebih baik. “Syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi,” ujarnya dengan mata yang berbinar. Ibu tersebut merasa bangga karena meskipun pekerjaan Bejo terdengar sederhana, ia tetap merasa anaknya telah mencapai sesuatu yang membanggakan.
Panggung 2: Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang sibuk, suasana tampak sangat berbeda. Gedung yang megah itu dipenuhi dengan orang-orang berjas dan berdasi, sibuk dengan pekerjaan mereka. Seorang bos berdasi yang tampak sibuk dengan berbagai urusan, tiba-tiba bertanya kepada manajernya tentang seorang pegawai yang tampak lusuh. Manajer yang agak gugup menjawab, “Namanya Bejo, Pak. Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya tidak sebaik namanya.” Bos itu mengangguk tanpa banyak berkomentar. Tanpa disadari, dalam pandangan sang bos, pekerjaan Bejo tidak lebih dari sebuah pekerjaan yang rendah dan tidak bergengsi.
Panggung 3: Di luar gedung tinggi itu, Bejo tampak sedang sibuk membersihkan area sekitar. Dia tidak peduli dengan pandangan orang-orang terhadap pekerjaannya. Bagi Bejo, setiap hari adalah kesempatan untuk bekerja dengan baik, dan setiap usaha kecil yang dia lakukan adalah kontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan nyaman. Meskipun pekerjaannya mungkin dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, Bejo merasa bangga karena ia tahu bahwa kebersihan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Panggung 4: Suatu hari, terjadi kejadian yang mengubah cara pandang orang terhadap pekerjaan Bejo. Gedung tempat Bejo bekerja mengalami kebakaran kecil yang mengakibatkan kekacauan di area kantor. Semua orang panik, dan suasana menjadi kacau balau. Namun, di tengah-tengah kekacauan itu, Bejo tetap tenang. Ia segera menghubungi petugas keamanan dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kebersihan dan keselamatan gedung. Dalam waktu singkat, Bejo berhasil mengendalikan keadaan, dan kebakaran itu bisa dipadamkan dengan cepat.
Panggung 5: Setelah kejadian itu, pandangan orang-orang terhadap Bejo mulai berubah. Bos yang sebelumnya meremehkan pekerjaan Bejo, kini melihatnya dengan cara yang berbeda. Ia menyadari bahwa Bejo memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan gedung. Bejo bukan hanya seorang petugas kebersihan, tetapi juga seorang yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan dalam situasi darurat.
Baca Juga : Alasan di balik Kegagalan
Panggung 6: Dalam kehidupan, seringkali kita menilai sesuatu hanya berdasarkan pandangan pertama, tanpa melihat nilai sejatinya. Seperti yang terjadi dengan Bejo, pekerjaan yang dianggap rendah oleh sebagian orang ternyata memiliki makna yang sangat besar. Dalam setiap pekerjaan, tidak peduli seberapa besar atau kecil, yang terpenting adalah kesungguhan dan tanggung jawab yang diberikan. Ketika kita mampu melihat lebih dalam, kita akan menyadari bahwa semua pekerjaan memiliki nilai dan kehormatan tersendiri.
Panggung 7: Akhirnya, Bejo menjadi teladan bagi banyak orang. Pekerjaan yang dulunya dianggap rendahan, kini dihargai sebagai pekerjaan yang penuh dedikasi dan tanggung jawab. Semua orang, mulai dari bos hingga pegawai lainnya, belajar untuk lebih menghargai setiap orang tanpa memandang status atau jabatan. Mereka mulai memahami bahwa keberuntungan hidup tidak bisa diukur hanya dari jabatan tinggi atau rendahnya suatu pekerjaan, tetapi dari seberapa besar usaha dan hati yang diberikan dalam setiap tindakan. Relatif