Mulai Kursus Musik – Pada suatu hari, Nasrudin sedang duduk di tepi jalan menikmati secangkir teh sambil mendengarkan obrolan orang-orang di pasar. Suasana hari itu ramai seperti biasa, namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia mendengar beberapa orang berbicara tentang seorang pemuda berbakat yang bisa memainkan musik dengan sangat indah. Konon, alunan musik pemuda itu begitu memukau hingga orang-orang yang mendengarnya akan lupa pada segala beban hidup mereka. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa musiknya mampu menyentuh jiwa dan membuat pendengarnya menangis tanpa sadar.
Nasrudin, yang selalu penuh rasa ingin tahu, menjadi sangat tertarik. “Sepertinya menarik sekali bisa memainkan musik seperti itu,” pikirnya. Ia membayangkan dirinya duduk di tengah keramaian pasar, memainkan alat musik dengan mahir, sementara orang-orang berkumpul di sekelilingnya, terpesona oleh kemampuannya. “Ah, jika aku bisa belajar musik, aku akan menjadi terkenal,” ujarnya dalam hati dengan penuh semangat.
Baca Juga : Senam Anak Indonesia Hebat
Keesokan harinya, tanpa membuang waktu, Nasrudin memutuskan untuk pergi ke kota. Ia mendengar ada seorang guru musik kenamaan yang telah melatih banyak pemusik hebat. Orang-orang mengatakan bahwa guru ini sangat berpengalaman dan sudah mengajarkan seni musik selama bertahun-tahun. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Nasrudin akhirnya tiba di tempat guru musik tersebut. Rumahnya besar, dihiasi dengan ornamen-ornamen indah, dan terdengar suara alunan musik yang lembut dari dalam.
Dengan penuh percaya diri, Nasrudin mengetuk pintu rumah itu. Tidak lama kemudian, seorang pria tua dengan wajah bijaksana membuka pintu. “Ada yang bisa saya bantu?” tanya pria itu dengan suara lembut.
“Tuan, saya mendengar bahwa Anda adalah guru musik terbaik di kota ini. Saya ingin belajar musik,” kata Nasrudin dengan penuh antusias.
Guru musik itu tersenyum dan mempersilakan Nasrudin masuk. Ia memandang Nasrudin dengan seksama, seolah mencoba menilai kesungguhan niatnya. Setelah beberapa saat, guru itu akhirnya berkata, “Baiklah. Murid-muridku biasanya membayar tiga dirham untuk bulan pertama. Setelah itu, untuk setiap bulan berikutnya, mereka hanya perlu membayar satu dirham.”
Nasrudin terdiam sejenak, merenungkan kata-kata guru tersebut. Ia bukanlah orang yang suka mengeluarkan uang banyak, terutama jika ia merasa ada cara untuk menghematnya. Tiga dirham untuk bulan pertama terdengar cukup mahal baginya, tetapi satu dirham untuk bulan-bulan berikutnya terasa lebih masuk akal.
Dengan cepat, pikiran cerdiknya mulai bekerja. Ia tersenyum lebar dan berkata, “Kalau begitu, saya akan mulai belajar pada bulan kedua saja.”
Guru musik itu terkejut mendengar jawaban Nasrudin, tetapi ia tidak bisa menahan tawa. Ia tahu bahwa Nasrudin tidak benar-benar memahami proses belajar musik yang memerlukan dasar kuat sejak awal. Namun, ia juga kagum pada kepintaran Nasrudin dalam mencari cara untuk menghemat uangnya. Dengan senyuman, guru itu berkata, “Baiklah, datanglah pada bulan kedua, dan kita lihat apa yang bisa kau pelajari.”
Nasrudin meninggalkan rumah guru itu dengan hati ringan, merasa telah membuat keputusan yang cerdas. Namun, apakah belajar musik tanpa dasar di bulan pertama benar-benar bisa berhasil? Hanya waktu yang bisa menjawab. Mulai Kursus Musik