Majalah Vokasi

Majalah Vokasi Edisi Mei 2021 – Pembaca yang setia, seperti biasanya. Majalah Vokasi selalu berusaha
menyajikan artikel dan feature yang menarik, baik yang berkaitan dengan
produk kebijakan Kemendikbudristek, sukses stori lembaga pendidikan
vokasi, baik SMK, politeknik maupun Sekolah Vokasi.
Dalam edisi Mei ini, kami menyajikan liputan yang tema besarnya
berkaitan dengan profesi yang dihasilkan dari lulusan pendidikan vokasi.
Tentu saja banyak profesi yang bisa diraih para peserta pendidik pendidikan
vokasi. Profesi-profesi tersebut bahkan banyak dicari apalagi target oriented
outcome pendidikan vokasi sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri
(DUDI).
Karena itu, diberbagai kesempatan baik Mas Menteri maupun pak Dirjen
Pendidikan Vokasi selalu menekankan adanya perkawinan massal antara
institusi pendidikan vokasi dengan DUDI. Tidak hanya sebatas adanya kerja
sama link and match, tapi juga bagaimana DUDI ikut serta merancang
kurikulum sesuai kebutuhan masyarakat, khususnya DUDI itu sendiri.
Sebab, bagaimana pun juga masyarakat dan DUDI yang akan
menggunakan lulusan pendidikan vokasi sesuai dengan kompetensi dan
keahlian yang mereka butuhkan. Di sisi lain, kurikulum yang dirancangnya
tentu saja mengikuti trend dan diproyeksikan prospeknya untuk kekebarap
tahun ke depan. Karena tuntutan yang ada akhir-akhir ini sangat variatif.
Sebut saja kebutuhan dibidang, seperti hasil survei yang dilakukan
World Economic Forum (WEF) pada 2020 lalu, yang menyebutkan akan
ada perubahan tren profesi yang disebabkan pandemic Covid-19 minimal
10 profesi yang akan ngetren di kemudian hari. Misalnya antara lain: Digital
marketing and strategy specialist, Content Writer, Videografer, Information
security analyst, Software and application developer.
Di sisi lain, Kemendikbudristek terus mendorong lahirnya wirausahawan,
bahkan sejak dari bangku sekolah. Salah satunya melalui Program Wirausaha
Mahasiswa Vokasi (PWMV). Tahun 2021, PWMV menyasar 900 mahasiswa
perguruan tinggi vokasi. Mereka akan difasilitasi bantuan pendanaan berkisar
antara Rp10 juta sampai dengan Rp35 juta per kelompoknya.
Kami juga menyajikan produk inovasi SMK PGRI 2 Ponorogo, Jawa Timur
berupa Agriculture Drone. SMK ini berhasil mengembangkan drone yang
dapat digunakan untuk membantu pengaplikasian pestisida, pemupukan,
hingga pemantauan di area atau lahan pertanian.
Pengembangan Agriculture Drone ini merupakan bagian dari program
kerjasama antara SMK PGRI 2 Ponorogo dengan SMK Dong Lo Tianjin, China,
melalui Luban Workshop. “Agriculture Drone ini sudah mulai dikembangkan
sejak tahun 2017.
Selain itu, menampilkan Rizky Muhammad – siswa SMK yang berhasil
meraih medali perak bersama peserta dari Iran untuk bidang IT Network
Systems Administration dalam ajang WorldSkills Competition 2019 setelah
menyisihkan 1.354 peserta dari 64 negara ini.

Download

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *