Keamanan Server Jaringan – Server adalah Sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.
Layanan Server :
- •Remote Server (akses jarak jauh)
- •NTP Server (sinkronkan sistem waktu)
- •DHCP Server (menyewakan alamat IP)
- •FTP Server (transfer file antar mesin)
- •Samba Server (sharing resource dengan windows)
- •DNS Server (translasi IP ke domain atau sebaliknya)
- •Web Server
- •Database Server (pengelolaan basis data)
- •Mail Server (penyimpanan dan distribusi email)
- •Proxy Server (request terhadap content)
Dasar Keamanan Jaringan
- Prevention (Perlindungan)
- Definisi: Prevention berfokus pada tindakan pencegahan untuk melindungi jaringan dari ancaman dan serangan sebelum terjadi.
- Fokus utama:
- Mengurangi kemungkinan serangan.
- Memperkuat keamanan sistem agar sulit ditembus oleh pihak yang tidak berwenang.
- Langkah-langkah yang diterapkan:
- Firewall: Membatasi akses ke jaringan berdasarkan aturan yang telah ditentukan.
- Antivirus dan Antimalware: Melindungi perangkat dari perangkat lunak berbahaya.
- Enkripsi: Melindungi data agar tidak dapat diakses tanpa otorisasi, baik saat disimpan maupun dikirimkan.
- Keamanan fisik: Melindungi perangkat keras jaringan dengan kontrol akses fisik.
- Kebijakan keamanan: Menetapkan aturan seperti pengelolaan password yang kuat dan pembaruan perangkat lunak secara berkala.
- Detection (Deteksi)
- Definisi: Detection adalah proses untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau ancaman keamanan yang telah berhasil melewati langkah-langkah pencegahan.
- Fokus utama:
- Mendeteksi ancaman atau serangan secara cepat sebelum menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
- Memberikan peringatan kepada administrator jaringan.
- Langkah-langkah yang diterapkan:
- Sistem Deteksi Intrusi (IDS): Memantau lalu lintas jaringan untuk mengidentifikasi aktivitas mencurigakan atau pola serangan.
- Log Monitoring: Mengawasi log aktivitas pada perangkat jaringan untuk mencari anomali.
- Pemantauan real-time: Menggunakan perangkat lunak keamanan yang memonitor sistem secara langsung.
- Penggunaan AI atau Machine Learning: Mendeteksi ancaman baru berdasarkan analisis pola data.
- Response (Tanggapan)
- Definisi: Response adalah langkah yang diambil setelah ancaman atau serangan terdeteksi untuk meminimalkan kerusakan dan memulihkan sistem.
- Fokus utama:
- Menghentikan serangan yang sedang berlangsung.
- Mengurangi dampak dari serangan terhadap jaringan.
- Mengembalikan sistem ke keadaan normal.
- Langkah-langkah yang diterapkan:
- Isolasi sistem yang diserang: Memutus perangkat atau jaringan yang terancam untuk mencegah penyebaran.
- Menghapus ancaman: Menghilangkan malware atau menutup celah keamanan.
- Forensik Digital: Menganalisis bagaimana serangan terjadi dan memperbaiki kelemahan untuk mencegah serangan serupa di masa depan.
- Komunikasi: Melaporkan serangan kepada pihak yang berkepentingan (administrator, manajemen, atau pengguna).
- Pemulihan: Memulihkan data atau sistem yang terganggu dengan menggunakan backup atau langkah pemulihan lainnya.
Ketiga komponen ini bekerja bersama untuk menciptakan sistem keamanan jaringan yang kuat, mulai dari mencegah ancaman, mendeteksinya, hingga merespons secara cepat
Baca Juga : Modul 9 CEH Social Engineering
Aspek Keamanan Jaringan
- Availability (Ketersediaan)
- Definisi: Availability memastikan bahwa sumber daya jaringan (seperti server, data, atau aplikasi) selalu tersedia untuk digunakan oleh pengguna yang sah kapan pun dibutuhkan.
- Fokus utama:
- Meminimalkan downtime jaringan.
- Menjaga aksesibilitas sistem meskipun terjadi gangguan (seperti serangan DDoS, kegagalan perangkat keras, atau bencana alam).
- Contoh implementasi:
- Menggunakan teknologi failover atau load balancing.
- Mengimplementasikan backup dan disaster recovery plan.
- Pemantauan jaringan secara real-time.
- Privacy atau Confidentiality (Kerahasiaan)
- Definisi: Kerahasiaan memastikan bahwa data sensitif hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang dan mencegah akses yang tidak sah.
- Fokus utama:
- Melindungi data selama pengiriman (transit) atau penyimpanan (storage).
- Mencegah kebocoran data.
- Contoh implementasi:
- Penggunaan enkripsi (misalnya, SSL/TLS, VPN, dan AES).
- Penerapan kebijakan akses berbasis peran (Role-Based Access Control – RBAC).
- Perlindungan kata sandi dan data pribadi pengguna.
- Integrity (Integritas)
- Definisi: Integritas memastikan bahwa data tidak diubah secara tidak sah, baik saat disimpan maupun saat dikirimkan melalui jaringan.
- Fokus utama:
- Melindungi data dari modifikasi, kerusakan, atau manipulasi yang tidak diinginkan.
- Memberikan jaminan bahwa data yang diterima sama seperti saat data tersebut dikirimkan.
- Contoh implementasi:
- Penggunaan checksum atau hashing (seperti MD5, SHA-256) untuk memverifikasi data.
- Implementasi protokol keamanan seperti IPsec.
- Penerapan kontrol versi dan audit trail pada sistem.
- Authentication (Autentikasi)
- Definisi: Autentikasi adalah proses verifikasi identitas pengguna atau perangkat sebelum diberikan akses ke jaringan atau sumber daya.
- Fokus utama:
- Memastikan hanya pengguna yang terdaftar dan sah yang dapat mengakses sistem.
- Melindungi jaringan dari penyusup atau aktor jahat.
- Contoh implementasi:
- Sistem login berbasis username dan password.
- Penggunaan autentikasi multifaktor (MFA), seperti kode OTP, sidik jari, atau pengenalan wajah.
- Sertifikat digital untuk verifikasi perangkat dan pengguna.
Kemungkinan Serangan
- Interruption (Gangguan)
- Definisi: Serangan yang bertujuan untuk mengganggu atau menghentikan ketersediaan layanan, data, atau sistem jaringan sehingga pengguna yang sah tidak dapat mengaksesnya.
- Fokus utama serangan:
- Mengganggu operasional jaringan.
- Mengakibatkan downtime yang berdampak pada produktivitas atau layanan.
- Contoh serangan:
- Distributed Denial of Service (DDoS): Membanjiri server atau jaringan dengan lalu lintas palsu, membuat layanan tidak dapat diakses oleh pengguna sah.
- Kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak: Misalnya, sabotase terhadap server fisik atau sistem operasi yang tidak stabil.
- Pemadaman jaringan: Serangan yang menyebabkan jaringan atau layanan menjadi tidak tersedia secara total.
- Dampak: Menghentikan operasional bisnis, kehilangan pendapatan, atau ketidakpuasan pelanggan.
- Interception (Penyadapan)
- Definisi: Serangan yang terjadi ketika pihak yang tidak berwenang berhasil mengakses data atau komunikasi tanpa sepengetahuan pengirim maupun penerima.
- Fokus utama serangan:
- Mencuri informasi sensitif.
- Melakukan pengawasan terhadap aktivitas komunikasi.
- Contoh serangan:
- Man-in-the-Middle (MITM): Penyerang menyadap komunikasi antara dua pihak untuk mencuri data seperti kredensial login atau informasi keuangan.
- Packet Sniffing: Penyadapan lalu lintas jaringan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras untuk menangkap data yang dikirimkan.
- Eavesdropping: Menguping komunikasi jaringan yang tidak dienkripsi untuk mendapatkan informasi rahasia.
- Dampak: Kebocoran data pribadi atau organisasi, pencurian identitas, atau pengungkapan rahasia bisnis.
- Modification (Modifikasi)
- Definisi: Serangan yang bertujuan untuk mengubah data atau komunikasi tanpa sepengetahuan pemiliknya, sehingga informasi yang diterima menjadi tidak akurat atau tidak dapat dipercaya.
- Fokus utama serangan:
- Memanipulasi data untuk keuntungan pribadi atau merugikan pihak lain.
- Merusak integritas data.
- Contoh serangan:
- Data Tampering: Penyerang mengubah informasi yang disimpan dalam database, seperti mengedit catatan keuangan.
- Session Hijacking: Penyerang mencuri sesi pengguna yang sah dan memodifikasi permintaan data di dalamnya.
- Alterasi pesan: Mengubah isi email, dokumen, atau file yang sedang dikirimkan melalui jaringan.
- Dampak: Kerugian finansial, kerusakan reputasi, atau keputusan bisnis yang salah akibat data yang telah dimanipulasi.
- Fabrication (Pemalsuan)
- Definisi: Serangan yang menciptakan data palsu, pesan, atau aktivitas yang seolah-olah berasal dari sumber yang sah untuk menipu atau merusak kepercayaan.
- Fokus utama serangan:
- Membuat data palsu untuk menipu sistem atau pengguna.
- Menyisipkan informasi palsu untuk menyesatkan.
- Contoh serangan:
- Phishing: Penyerang mengirim email atau pesan palsu untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi atau detail kartu kredit.
- Spoofing: Penyerang memalsukan alamat IP, email, atau identitas lain untuk mengelabui penerima agar mempercayai pesan palsu.
- Fake Transactions: Transaksi palsu yang dibuat untuk menipu pengguna atau sistem, seperti transaksi perbankan yang tidak pernah dilakukan oleh pemilik akun.
- Dampak: Kehilangan data sensitif, kerugian finansial, atau kerusakan reputasi akibat aktivitas palsu.
Teknik Serangan
- Eksploit (Exploit)
- Definisi: Eksploit merupakan teknik serangan yang memanfaatkan celah keamanan atau kerentanan (vulnerability) dalam perangkat lunak, sistem operasi, atau jaringan untuk mendapatkan akses tidak sah.
- Contoh eksploitasi:
- Zero-Day Exploit: Penyerangan menggunakan kerentanan yang belum diketahui oleh vendor perangkat lunak.
- Privilege Escalation: Eksploitasi yang meningkatkan hak akses seorang penyerang dari pengguna biasa menjadi administrator.
- Dampak: Eksploitasi dapat menyebabkan pencurian data sensitif, perusakan sistem, atau pengendalian penuh terhadap jaringan.
- Denial of Service (DoS)
- Definisi: Serangan DoS bertujuan untuk membuat layanan, server, atau jaringan menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna sah dengan membanjiri sistem dengan permintaan palsu.
- Jenis DoS:
- Distributed Denial of Service (DDoS): Serangan yang dilakukan oleh banyak perangkat yang dikendalikan oleh penyerang, biasanya menggunakan botnet.
- Dampak: Downtime yang signifikan, kehilangan pendapatan, kerusakan reputasi, dan penurunan produktivitas.
- Solusi: Menggunakan firewall, load balancing, dan sistem deteksi intrusi (IDS).
- Serangan terhadap Web Server
- Definisi: Serangan ini menargetkan web server dengan tujuan mencuri data, merusak situs web, atau menyebarkan malware.
- Contoh serangan:
- SQL Injection: Penyerang menyisipkan kode SQL berbahaya melalui input pengguna untuk mengakses data sensitif.
- Directory Traversal: Penyerang mencoba mengakses direktori atau file di luar folder web server yang seharusnya tidak dapat diakses.
- Defacement: Merusak tampilan situs web untuk menyampaikan pesan tertentu atau mencoreng reputasi organisasi.
- Dampak: Pencurian data, kerugian reputasi, dan penurunan kepercayaan pelanggan.
- Serangan terhadap Web Browser
- Definisi: Serangan ini memanfaatkan kerentanan pada web browser untuk mencuri informasi atau menginfeksi perangkat pengguna dengan malware.
- Contoh serangan:
- Phishing: Penipuan dengan menyamar sebagai situs web tepercaya untuk mencuri data login.
- Cross-Site Scripting (XSS): Menyisipkan skrip berbahaya ke situs web yang kemudian dijalankan di browser korban.
- Drive-By Download: Penyerangan otomatis yang mengunduh malware saat korban mengunjungi situs web yang telah terinfeksi.
- Dampak: Pencurian data pribadi, penyebaran malware, atau pengambilalihan akun.
- Access Auditing
- Definisi: Serangan ini melibatkan analisis jejak akses untuk mempelajari pola atau celah dalam sistem jaringan.
- Tujuan penyerang:
- Mencari informasi tentang akses tidak sah.
- Mempelajari kelemahan sistem yang dapat dimanfaatkan.
- Contoh tindakan:
- Menggunakan log audit untuk memetakan struktur jaringan atau mempelajari kebiasaan pengguna.
- Dampak: Penyerang dapat menemukan celah untuk melancarkan serangan lebih besar.
- POP3 dan IMAP
- Definisi: Serangan ini menargetkan protokol email, seperti POP3 dan IMAP, untuk mencuri data atau kredensial pengguna.
- Contoh serangan:
- Credential Harvesting: Penyerang menyadap data login pengguna saat mengakses server email.
- Man-in-the-Middle (MITM): Penyerang mencegat komunikasi antara pengguna dan server email.
- Dampak: Pencurian informasi sensitif, seperti kata sandi atau data email penting.
- Solusi: Gunakan protokol enkripsi seperti SSL/TLS untuk melindungi komunikasi email.
- IP Spoofing
- Definisi: Teknik serangan di mana penyerang memalsukan alamat IP sumber untuk menyamar sebagai perangkat yang tepercaya.
- Cara kerja:
- Penyerang mengirimkan paket data palsu ke target, membuatnya percaya bahwa data tersebut berasal dari sumber yang sah.
- Contoh serangan:
- Session Hijacking: Penyerang mencuri sesi pengguna dengan memalsukan alamat IP mereka.
- Dampak: Serangan ini dapat digunakan untuk menyusup ke sistem atau meluncurkan serangan DoS/DDoS.
- Buffer Overflow
- Definisi: Serangan ini terjadi ketika penyerang mengirimkan data melebihi kapasitas buffer (memori sementara), sehingga data yang berlebihan menimpa memori lain dalam sistem.
- Cara kerja: Penyerang memanfaatkan buffer overflow untuk menjalankan kode berbahaya atau mengambil kendali atas sistem.
- Dampak: Perangkat dapat menjadi tidak stabil, data sensitif dapat terekspos, atau penyerang dapat mengambil alih kendali sistem.
- Solusi: Memastikan perangkat lunak diperbarui dan menggunakan praktik pemrograman yang aman.
Berbagai teknik serangan ini menunjukkan kompleksitas ancaman dalam keamanan jaringan. Organisasi dan individu harus meningkatkan sistem keamanan, seperti menggunakan enkripsi, firewall, autentikasi multifaktor, dan perangkat lunak yang diperbarui, untuk melindungi infrastruktur digital dari serangan ini. Dengan langkah pencegahan yang tepat, dampak serangan dapat diminimalkan, dan integritas jaringan tetap terjaga
Kebutuhan Keamanan Jaringan
- Batasan Bisnis
- Definisi: Batasan bisnis adalah kebutuhan keamanan yang ditentukan oleh karakteristik dan tujuan bisnis perusahaan. Setiap perusahaan memiliki kebutuhan berbeda yang harus disesuaikan dengan jenis layanan yang diberikan dan data yang dikelola.
- Contoh:
- Perusahaan e-commerce membutuhkan perlindungan ekstra pada transaksi keuangan online.
- Institusi kesehatan harus mematuhi regulasi seperti HIPAA untuk melindungi data pasien.
- Fokus Keamanan:
- Menyesuaikan solusi keamanan dengan kebutuhan bisnis, misalnya menerapkan enkripsi untuk data pelanggan atau perlindungan terhadap Distributed Denial of Service (DDoS).
- Pentingnya: Dengan memahami batasan bisnis, organisasi dapat menentukan prioritas keamanan yang relevan tanpa membuang sumber daya pada area yang kurang penting.
- Biaya dan Sumber Daya
- Definisi: Implementasi keamanan jaringan memerlukan investasi dalam bentuk biaya dan sumber daya teknis maupun manusia.
- Pertimbangan Biaya:
- Hardware: Pembelian perangkat keamanan seperti firewall, router, dan server yang aman.
- Software: Lisensi perangkat lunak keamanan seperti antivirus, SIEM (Security Information and Event Management), atau solusi monitoring.
- Sumber Daya Manusia: Gaji untuk tenaga ahli keamanan, seperti administrator jaringan atau spesialis keamanan siber.
- Solusi Efektif:
- Menggunakan pendekatan berbasis risiko untuk memprioritaskan anggaran keamanan.
- Memanfaatkan layanan cloud untuk mengurangi biaya infrastruktur lokal.
- Pentingnya: Keseimbangan antara biaya dan efektivitas adalah kunci untuk mengimplementasikan keamanan tanpa membebani keuangan perusahaan.
- Time Line
- Definisi: Time line mengacu pada jadwal implementasi solusi keamanan untuk memastikan bahwa kebutuhan keamanan dapat terpenuhi tepat waktu.
- Contoh Implementasi:
- Proyek Jangka Pendek: Instalasi firewall atau sistem deteksi intrusi.
- Proyek Jangka Panjang: Membangun tim keamanan internal atau menciptakan kebijakan keamanan yang komprehensif.
- Faktor yang Perlu Diperhatikan:
- Urgensi ancaman keamanan yang ada.
- Ketersediaan sumber daya dan anggaran.
- Pentingnya: Penyusunan time line yang realistis membantu organisasi menghindari keterlambatan yang dapat meningkatkan risiko keamanan.
- Kebutuhan Staf
- Definisi: Keamanan jaringan membutuhkan tenaga kerja yang terampil untuk mengelola, memonitor, dan merespons ancaman siber.
- Jenis Staf yang Dibutuhkan:
- Administrator Jaringan: Bertanggung jawab atas konfigurasi dan pemeliharaan perangkat jaringan.
- Spesialis Keamanan Siber: Memantau ancaman, menganalisis insiden, dan merancang strategi mitigasi.
- Help Desk IT: Menangani masalah teknis yang dihadapi pengguna terkait keamanan.
- Pelatihan dan Sertifikasi: Penting untuk memberikan pelatihan kepada staf, seperti sertifikasi Certified Information Systems Security Professional (CISSP) atau CompTIA Security+.
- Pentingnya: Tanpa staf yang memadai, sistem keamanan yang dirancang tidak akan berjalan dengan optimal.
- Kebijakan Manajemen
- Definisi: Kebijakan manajemen mencakup peraturan, pedoman, dan prosedur yang ditetapkan oleh organisasi untuk memastikan keamanan jaringan tetap terjaga.
- Komponen Utama Kebijakan:
- Kebijakan Akses: Menentukan siapa saja yang dapat mengakses data dan jaringan perusahaan.
- Kebijakan Penggunaan: Mengatur bagaimana karyawan menggunakan sumber daya TI dengan aman.
- Kebijakan Pemulihan Bencana: Rencana untuk memulihkan sistem jika terjadi serangan atau kerusakan.
- Dukungan Manajemen: Keberhasilan implementasi kebijakan ini sangat bergantung pada dukungan manajemen puncak dalam menyediakan anggaran, pelatihan, dan pemantauan yang memadai.
- Pentingnya: Kebijakan yang jelas membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mendorong kepatuhan di seluruh organisasi.
Kebutuhan keamanan jaringan mencakup berbagai aspek, mulai dari batasan bisnis, biaya dan sumber daya, time line implementasi, kebutuhan staf, hingga kebijakan manajemen. Keseluruhan aspek ini saling berkaitan untuk menciptakan sistem keamanan yang tangguh dan efisien. Dengan perencanaan yang baik dan implementasi yang terstruktur, organisasi dapat melindungi aset digitalnya dari berbagai ancaman siber.
Kebutuhan Program Aplikasi
- Kebutuhan Security (Keamanan)
- Definisi: Kebutuhan keamanan dalam program aplikasi dirancang untuk melindungi aplikasi, data, dan pengguna dari berbagai ancaman siber seperti serangan malware, pencurian data, atau akses tidak sah.
- Komponen Utama:
- Autentikasi: Verifikasi identitas pengguna untuk memastikan hanya pihak berwenang yang dapat mengakses sistem.
- Contoh: Sistem login dengan autentikasi multifaktor (MFA).
- Enkripsi Data: Data yang dikirimkan melalui jaringan harus dienkripsi untuk mencegah penyadapan atau manipulasi.
- Contoh: Menggunakan protokol HTTPS untuk komunikasi aman.
- Keamanan Jaringan: Menggunakan firewall, sistem deteksi intrusi (IDS), dan sistem pencegahan intrusi (IPS) untuk melindungi data aplikasi.
- Penerapan Patch Keamanan: Melakukan pembaruan berkala untuk menutup celah keamanan dalam perangkat lunak.
- Autentikasi: Verifikasi identitas pengguna untuk memastikan hanya pihak berwenang yang dapat mengakses sistem.
- Pentingnya: Dengan keamanan yang baik, aplikasi dapat menghindari kerugian finansial, pelanggaran privasi, atau kerusakan reputasi akibat insiden keamanan.
- Kebutuhan Manajemen
- Definisi: Kebutuhan manajemen mencakup alat dan fitur yang mendukung administrasi dan pengelolaan aplikasi secara efektif.
- Komponen Utama:
- Manajemen Pengguna: Sistem untuk mengatur pengguna, termasuk menambah, menghapus, atau mengatur hak akses.
- Contoh: Admin dapat membatasi akses pengguna ke data sensitif berdasarkan peran mereka.
- Monitoring dan Logging: Merekam aktivitas aplikasi, seperti penggunaan sumber daya dan insiden keamanan.
- Contoh: Sistem pelaporan yang mencatat login gagal atau perubahan konfigurasi.
- Manajemen Konfigurasi: Fasilitas untuk mengubah pengaturan aplikasi sesuai dengan kebutuhan bisnis.
- Backup dan Pemulihan: Sistem untuk mencadangkan data secara berkala dan memulihkannya saat terjadi gangguan.
- Manajemen Pengguna: Sistem untuk mengatur pengguna, termasuk menambah, menghapus, atau mengatur hak akses.
- Pentingnya: Dengan fitur manajemen yang baik, aplikasi lebih mudah dioperasikan, dipantau, dan dipelihara untuk memastikan kinerja optimal.
- Kebutuhan Aplikasi
- Definisi: Kebutuhan aplikasi mencakup fungsi utama dan kemampuan aplikasi untuk memenuhi tujuan operasional atau bisnis.
- Komponen Utama:
- Fungsionalitas Inti: Aplikasi harus dirancang untuk mendukung tugas utama yang diharapkan oleh pengguna.
- Contoh: Aplikasi akuntansi menyediakan fitur laporan keuangan, pencatatan transaksi, dan audit.
- Interoperabilitas: Kemampuan aplikasi untuk terhubung dan berkomunikasi dengan sistem lain, seperti API eksternal atau database.
- User Experience (UX): Desain aplikasi harus responsif, intuitif, dan ramah pengguna.
- Contoh: Antarmuka yang sederhana dan responsif di berbagai perangkat.
- Skalabilitas: Aplikasi harus dapat menangani peningkatan jumlah pengguna atau data tanpa mengurangi performa.
- Fungsionalitas Inti: Aplikasi harus dirancang untuk mendukung tugas utama yang diharapkan oleh pengguna.
- Pentingnya: Kebutuhan aplikasi memastikan bahwa perangkat lunak yang dibangun relevan, efisien, dan memenuhi harapan pengguna.
- Karakteristik Traffic Jaringan
- Definisi: Karakteristik traffic jaringan mengacu pada pola, volume, dan jenis data yang dikirim dan diterima oleh aplikasi melalui jaringan.
- Faktor Utama:
- Volume Data: Jumlah data yang dikirimkan melalui jaringan, baik dalam kondisi puncak maupun normal.
- Contoh: Aplikasi streaming video membutuhkan bandwidth besar untuk mengirim konten secara real-time.
- Jenis Traffic: Traffic dapat berupa file, streaming, atau data interaktif.
- Contoh: Aplikasi video conferencing seperti Zoom memerlukan traffic real-time dengan latensi rendah.
- Kecepatan dan Latensi: Jaringan harus mampu menyediakan kecepatan tinggi dan latensi rendah untuk mendukung performa aplikasi.
- Keamanan Traffic: Data yang dikirimkan melalui jaringan harus dilindungi dari penyadapan atau manipulasi, misalnya dengan enkripsi.
- Volume Data: Jumlah data yang dikirimkan melalui jaringan, baik dalam kondisi puncak maupun normal.
- Pentingnya: Memahami karakteristik traffic jaringan membantu dalam merancang infrastruktur jaringan yang optimal untuk mendukung aplikasi dengan baik.
Kesimpulan
Kebutuhan program aplikasi mencakup aspek keamanan, manajemen, fungsionalitas, dan karakteristik traffic jaringan. Dengan memperhatikan kebutuhan ini, aplikasi dapat dirancang agar tangguh, efisien, dan relevan dengan kebutuhan pengguna maupun organisasi
[…] Baca juga : Keamanan Server Jaringan […]
[…] Baca juga : Keamanan Server Jaringan […]