Pada tanggal 24 Januari 1961, tepat empat hari setelah Presiden John F. Kennedy dilantik, sebuah insiden besar hampir mengakibatkan bencana nuklir. Sebuah pesawat pengebom B-52 Amerika Serikat meledak di atas Goldsboro, North Carolina, mengakibatkan kematian tiga dari delapan awak pesawat. Lebih mengkhawatirkan lagi, ledakan tersebut melepaskan dua bom nuklir yang masing-masing memiliki kekuatan 24 megaton, jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan keseluruhan bom yang dijatuhkan oleh sekutu di atas Jerman dan Jepang selama Perang Dunia II, yang totalnya hanya sekitar 2,2 megaton.
Satu dari bom nuklir tersebut berhasil mengembangkan parasut dan jatuh ke tanah dengan relatif aman. Bom ini ditemukan setelah beberapa pencarian. Namun, bom kedua mengalami kegagalan teknis: parasutnya gagal mengembang dan bom tersebut jatuh di atas tanah pertanian yang terendam air. Meskipun berbagai upaya pencarian dilakukan, bom ini tidak pernah ditemukan hingga kini, yang menjadi sebuah misteri besar terkait insiden tersebut.
Baca Juga : Ketakutan Akan kegagalan
Setelah bom yang pertama berhasil ditemukan, tim ahli senjata nuklir dari Angkatan Udara Amerika melakukan penyelidikan terhadap bom tersebut. Dalam pemeriksaan mereka, ditemukan fakta yang sangat mengejutkan: lima dari enam peranti pengaman bom nuklir dalam keadaan macet. Hal ini mengungkapkan betapa dekatnya dunia dengan bencana nuklir yang dapat terjadi akibat kegagalan sistem pengamanan yang dirancang untuk mencegah ledakan tidak sengaja.
Peristiwa ini menjadi salah satu contoh dari banyaknya insiden yang hampir mengarah pada bencana nuklir, yang menyoroti betapa rapuhnya kontrol terhadap senjata-senjata berbahaya tersebut. Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang prosedur pengamanan dan tingkat kesiapan teknologi senjata nuklir pada waktu itu, serta pentingnya memastikan bahwa peralatan pengaman berfungsi dengan baik untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Kejadian ini menjadi pengingat yang jelas tentang bahaya yang dihadapi oleh dunia terkait dengan senjata nuklir. Meski insiden tersebut tidak berujung pada kehancuran besar, ketidakberhasilan sistem pengamanan nuklir pada saat itu menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan yang hati-hati dan pengawasan yang ketat terhadap senjata nuklir di seluruh dunia, untuk memastikan bahwa tragedi seperti itu tidak terulang lagi di masa depan.