Majalah Jendela Pendidikan dan Kebudayaan hadir sebagai salah satu bentuk inovasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam layanan publikasi serta keterbukaan informasi melalui media daring (dalam jaringan/online) kepada masyarakat. Laman ini hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai kebijakan Kemendikbud yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja, tanpa terbatas pada format cetak.
Majalah Jendela Pendidikan dan Kebudayaan sendiri terbit pertama kali pada 2016 yang menyajikan informasi secara mendalam tentang kebijakan dan program Kemendikbud. Majalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan data resmi Kemendikbud yang dapat dikutip maupun diambil manfaatnya oleh berbagai pemangku kepentingan Pendidikan dan kebudayaan lainnya.
Baca Juga : Majalah Jendela Edisi 62
Laman majalah Jendela Pendidikan dan Kebudayaan dapat diakses melalui komputer, laptop, maupun ponsel pintar dan dapat diunduh untuk dapat dibaca secara luring (luar jaringan/offline).PEMERINTAH melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sangat serius mengembangkan perfilman Indonesia terutama dalam hal sumber daya manusia (SDM) perfilman, salah satunya melalui pembukaan kompetensi keahlian Produksi Film di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tahun pelajaran 2018/2019 ini, Kemendikbud mulai membuka program keahlian perfilman di 34 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perintis yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Kemendikbud menyiapkan rencana pengembangan kapasitas SMK tersebut agar dapat menjawab tantangan perfilman nasional, khususnya dalam menghadapi era persaingan global. Hal ini sejalan dengan pengembangan salah satu sektor prioritas revitalisasi SMK, yaitu bidang keahlian industri kreatif. Karena itu dibutuhkan antusiasme sekolah dan dukungan pemerintah daerah untuk bersinergi mewujudkan visi dan misi pemerintahpusat. Pada JENDELA edisi kali ini, redaksi menampilkan sejumlah artikel mengenai pentingnya kompetensi keahlian perfilman di SMK. Melalui artikel-artikel tersebut diharapkan para pembaca semakin memahami bahwa pengembangan film di Indonesia tidak hanya menjadi tanggung jawab industri film, tetapi juga para pemangku pendidikan. Selain itu, untuk membuka kompetensi keahlian perfilman di SMK diperlukan kurikulum dan tenaga pendidik yang memadai sehingga film Indonesia bisa bersaing dengan pasar global. Pembahasan mengenai hal ini kami sajikan dalam rubrik Fokusyang kali ini hadir dalam 16 halaman. Tidak ketinggalan pula rubrik Kebudayaan yang hadir di halaman 26-28. Pada rubrik ini kembali kami hadirkan informasi tentang salah satu kegiatan dalam platform Indonesiana yang diinisiasi oleh Kemendikbud melalui Direktorat Kebudayaan, yaitu perayaan budaya bernama Festival Tenun Nusantara. Festival ini digelar di kawasan Danau Toba, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Pada rubrik Kajian, redaksi tampilkan hasil studi yang ditulis oleh satu peneliti di Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud mengenai pelaksanaan Pendidikan Karakter, Ekonomi Kreatif, dan Kewirausahaan dalam Belajar Aktif di SMK. Studi ini menganalisis bagaimanan pendidikan kewirausahaan dan ekonomi kreatif, apakah sudah dilaksanakan di SMK? Temukan jawabannya dalam rubrik ini yang tersaji di halaman 29-32. Yang juga menarik untuk disimak adalah rubrik Bangga Berbahasa Indonesia yang hadir sebanyak dua halaman. Rubrik ini menampilkan artikel ringan khas JENDELA yang membahas tentang hal-hal terkait penggunaan bahasa Indonesia yang selama ini salah kaprah atau mungkin terlupakan. Selamat membaca.