
Puasa ramadhan yang dimulai dari waktu subuh hingga terbenamnya matahari terbukti memberi manfaat bagi orang dewasa. Lalu, apakah puasa juga memberikan dampak yang sama pada anak?
Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan merupakan puasa yang dilakukan selama sebulan penuh. Di Indonesia kita melaksanakan puasa kurang lebih selama 12 jam. Puasa Ramadhan memang wajib dilaksanakan umat Islam. Akan tetapi, ada beberapa beberapa golongan yang dikecualikan, salah satunya adalah anak-anak.
Anak-anak belum wajib untuk melaksanakan puasa ramadhan karena salah satu syarat sah puasa adalah baligh. Anak yang belum memenuhi kriteria tersebut tidak wajib berpuasa, akan tetapi boleh diajarkan berpuasa. Salah satu praktik yang populer di Indonesia adalah dengan mengajarkan anak puasa setengah hari tanpa paksaan.
Baca juga : Anak Sekolah
Efek Puasa bagi Anak
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Abdulaziz Farooq dan dua rekannya melakukan sebuah penelitian tentang efek fisiologis dan neurobehavioral pada anak laki-laki kelompok usia pra-remaja (9-12 tahun) dan remaja (13-15 tahun). Sampel pada penelitian ini berpuasa secara penuh, yakni dari waktu subuh hingga terbenamnya matahari.
Hasilnya, Puasa Ramadhan dikaitkan dengan perubahan signifikan pada komposisi tubuh, seperti menurunnya lemak tubuh. Ini sangat menguntungkan bagi anak yang mengalami obesitas.
Selain itu, penelitian ini juga memberi intervensi dengan cara meminta peserta menyelesaikan tes mencocokkan sampel, tes perencanaan spasial dan memori kerja, dan tes kapasitas memori kerja menggunakan the Cambridge Neuropsychological Test Automated Battery.
Hasilnya, pada minggu keempat Ramadhan ditemui adanya peningkatan signifikan performa tes perencanaan spasial dan memori kerja, dan tes kapasitas memori kerja sedangkan pada performa tes mencocokkan sampel ditemukan penurunan hanya pada kelompok usia pra-remaja.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Puasa Ramadhan dikaitkan dengan perubahan signifikan pada komposisi tubuh. Sedangkan penurunan perhatian hanya diamati pada kelompok usia pra-remaja dan tidak ditemui tidak pada anak kelompok usia remaja.
Hal yang perlu digaris bawahi dari temuan ini adalah bahwa partisipan penelitian ini adalah anak yang berpuasa penuh waktu bukan yang berpuasa setengah hari.
Oleh karena itu, sebagai orang tua atau guru kita perlu bijak untuk tidak memaksa anak yang belum baligh untuk berpuasa secara penuh. Sebaliknya, kita bisa mulai mengenalkan ibadah puasa dengan cara yang menyenangkan, seperti puasa setengah hari atau mengajak anak ikut meramaikan makan sahur dan berbuka.
Penulis: Sifa Lutfiyani Atiqoh Editor : Hilda, Amalia
Sumber : https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/efek-puasa-bagi-anak