Berhati-hatilah dengan pujian – Pujian sering dianggap sebagai salah satu bentuk penghargaan atas apa yang telah kita capai. Memang benar bahwa pujian bisa menumbuhkan kepercayaan diri dan memberi dorongan moral. Namun, pujian adalah rangkaian kata-kata yang harus kita waspadai dengan hati-hati. Ketika seseorang memberikan pujian, dalam hati kita mungkin merasa tersanjung dan berterima kasih atas pengakuan yang diterima. Pada saat itu, kita mungkin mengangguk setuju, bahkan merasa sedikit bangga. Sesaat setelah itu, kesadaran kita bisa lenyap, dibawa oleh perasaan yang begitu nikmat dan menyenangkan. Inilah keruntuhan pertama yang harus kita waspadai.

Pujian, meskipun menyenangkan, dapat menjerumuskan kita ke dalam sebuah ilusi. Hal ini bisa membuat kita lupa bahwa pujian adalah sesuatu yang bersifat sementara, tidak permanen. Ketika kita terjebak dalam perasaan yang berlebihan ini, kita menjadi tergantung pada penghargaan eksternal untuk merasa dihargai dan berharga. Pujian menjadi semacam “obat manis” yang membuat kita merasa baik, tetapi dalam jangka panjang, ia bisa merusak kedalaman jiwa kita. Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan pujian yang datang.

Baca Juga : Kampanye Sekolah Sehat

Perlakukan pujian seperti Anda melihat ular dengan kulit indah, namun menyemburkan racun. Dalam penampilannya, pujian mungkin terlihat menarik dan memikat. Namun, jika kita tidak berhati-hati, ia bisa melukai kita tanpa kita sadari. Keruntuhan selanjutnya terjadi ketika kita mulai berkarya bukan karena motivasi yang tulus, tetapi semata-mata karena mengharapkan pujian. Kita mulai menggantungkan nilai diri pada penilaian orang lain, dan karyanya tidak lagi murni untuk tujuan pribadi, melainkan untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari luar.

Pujian itu bagaikan air laut. Semakin banyak Anda meminumnya, semakin haus Anda merasa. Pada awalnya, air laut itu tampak menenangkan, namun semakin banyak kita minum, semakin dahaga kita rasakan. Pujian yang datang dari luar bukanlah sumber yang dapat memuaskan hasrat terdalam kita. Sebaliknya, ia bisa membunuh kita perlahan-lahan, bukan karena kerakusan yang tidak terpuaskan, tetapi karena ketergantungan kita pada pengakuan eksternal. Pujian tidak pernah bisa menggantikan rasa puas yang datang dari dalam diri kita sendiri.

Lalu, bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap pujian? Kuncinya adalah bekerja dengan tulus, dengan tujuan mulia yang ingin kita capai, bukan karena ingin dihargai oleh orang lain. Ketika kita bekerja untuk sebuah tujuan yang lebih besar, yang melayani kebaikan bersama, pujian menjadi hal yang tidak penting lagi. Pujian hanyalah efek samping dari pekerjaan yang kita lakukan dengan hati dan jiwa yang penuh. Oleh karena itu, siapkan “keranjang sampah besar” untuk menyingkirkan semua pujian yang datang. Jangan biarkan pujian merusak fokus Anda atau mengalihkan perhatian Anda dari tujuan sejati.

Anda sama sekali tidak memerlukan pujian. Anda memiliki jalan Anda sendiri, dan jalan itu bukan untuk dipenuhi dengan penghargaan eksternal. Setiap langkah yang Anda ambil, setiap karya yang Anda ciptakan, harus datang dari dalam diri Anda, dengan keyakinan dan komitmen terhadap tujuan yang lebih besar. Dengan begitu, Anda tidak akan mudah tergoyahkan oleh pujian, dan Anda akan tetap teguh pada jalan yang Anda pilih. Berhati-hatilah dengan pujian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *